Monday, June 6, 2016

Tradisi Potong Jari Papua

Kesedihan saat telah ditinggal pergi oleh orang yang cintai dan kehilangan salah satu anggota keluarga sangat pedih.




Lain halnya dengan masyarakat pergunungan tengah Papua yang melambangkan kesedihan lantaran kehilangan salah satu anggota keluarganya yang meninggal tidak hanya dengan menangis saja. Melainkan ada tradisi yang diwajibkan saat ada anggota keluarga atau kerabat dekat seperti; suami,istri, ayah, ibu, anak dan adik yang meninggal dunia. Tradisi yang diwajibkan adalah tradisi memotong jari.

Jika kita mengadabtasi tradisi memotong jari dengan peradaban masakini sudah pasti ianya sudah tidak releven lagi. Tradisi ini tergolong tradisi ekstrim. Akan tetapi bagi masyarakat pegunungan tengah Papua, tradisi ini adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan. Mereka beranggapan bahwa memotong jari adalah symbol dari sakit dan pedihnya seseorang yang kehilangan sebagian anggota keluarganya.


Boleh diandaikan adalah simbol kesetiaan, kebersatuan dan kekuatan dalam diri manusia mahupun sebuah keluarga. Walaupun dalam penamaan jari yang ada ditangan manusia hanya menyebutkan satu perwakilan keluarga yaitu Ibu jari. Akan tetapi jika diamati setiap bentuk dan panjang mempunyai fungsi dan keistimewaan tersendiri dalam memudahkan proses hidup manusia. Satu sama lain saling melengkapi sebagai suatu kelangsungan hidup dan kehidupan. Jika salah satu hilang, maka hilanglah komponen yang membentuk kepelbagaian kekuatan fizikal manusia.

Alasan lainya adalah "Wene opakima dapulik welaikarek mekehasik" atau pedoman dasar hidup bersama dalam satu keluarga, satu fam/marga, satu honai (rumah), satu suku, satu leluhur, satu bahasa, satu sejarah/asal-muasal, dan sebagainya (Hisage, Yulianus Joli, 07:2005).  Budaya bersatu-padu sangatlah penting bagi masyarakat pegunungan tengah Papua. Hanya luka dan darah yang tersisa. Pedih-perih yang meliput suasana. Luka hati orang yang ditinggal mati anggota keluarga hanya akan sembuh bila luka pada keratan jari sudah sembuh dan tidak terasa sakit lagi. Mungkin kerana itulah masyarakat pegunungan papua memotong jari saat ada keluarga yang meninggal dunia.

Menurut informasi, pemotongan jari umumnya dilakukan oleh kaum ibu. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan pemotongan dilakukan oleh anggota orang tua keluarga lelaki atau perempuan.  Sebagai contoh,  jika si mati yang meninggal tidak mempunyai ibubapa lagi maka si suamilah yang harus menanggungnya.



Cara pemotongan (Sadisnya!)
Tradisi potong jari di Papua dilakukan dengan berbagai cara ada yang menggunakan benda tajam seperti pisau, kapak atau parang. Cara lainya yaitu mengikat jari dengan seutas tali sampai beberapa lama waktunya sehingga menyebabkan aliran darah terhenti dan pada saat aliran darah berhenti baru dilakukan pemotongan jari.


Selain tradisi pemotongan jari, ada juga tradisi yang dilakukan dalam upacara berkabung. Tradisi tersebut adalah tradisi mandi lumpur. Mandi lumpur dilakukan oleh kelompok atau anggota dalam jangka waktu tertentu. Mandi lumpur mempunyai maksud simbolik bahawa  setiap orang yang telah meninggal dunia telah kembali kealamnya. Manusia berawal dari tanah dan kembali ke tanah.


Buat masa ini masih belum ada sumber yang  boleh menginfokan samaada tradisi memotong jari ini masih berlangsung atau tidak.   Mungkin boleh dikatakan ada namun jarang ditemui atau dilakukan mungkin kerana pengaruh agama yang mula berkembang di sekitar daerah pegunungan tengah Papua.


1 comment:

  1. Jari adalah simbol kekuatan yang mampu bekerja ketika semua jarinya lengkap. Kehilangan satu jari, maka itu akan menurunkan kemampuan jari bekerja. Mungkin ini yang menjadi latar belakang tradisi potong jari, kehilangan salah satu anggota keluarga maka berarti mereka kehilangan daya kekuatan untuk bekerja

    ReplyDelete